Sejarah
Islam di Indonesia
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Sejarah
Peradaban Islam”
Dosen Pengampu :
Zetty Azizatun Ni’mah, M.Pd.I
Disusun Oleh :
|
Lutfiana Sari
Najmina Fairuz Zara
Shohaa
Arifia Irsyada
|
(932141914)
(932143714)
(932143814)
|
PRODI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT., karena hanya atas berkah, rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, makalah dengan judul Sejarah
Islam di Indonesia ini dapat kami selesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak
pihak yang turut membantu serta memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh
karena itu, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang
setulus-tulusnya kepada Ibu selaku Dosen Sejarah Peradaban Islam dan juga berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan dalam penyelesaian makalah
ini.
Selanjutnya, kami menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna. Namun demikian, kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat dan memberikan
sumbangan pengalaman bagi pembacanya.
Kediri, 24 April 2015
Penyusun,
|
ii
|
DAFTAR ISI
|
Halaman judul
.......................................................................................................
|
i
|
|
Kata Pengantar
.....................................................................................................
|
ii
|
|
Daftar isi ...............................................................................................................
|
iii
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
...................................................................................
|
1
|
|
A. Latar Belakang ...........................................................................................
|
1
|
|
B. Rumusan Masalah
......................................................................................
|
2
|
|
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................
|
2
|
|
BAB II
PEMBAHASAN
..................................................................................
|
3
|
|
A.
Dasar Teori Masuknya Islam di Indonesia ............................................
|
3
|
|
B.
Proses Islamisasi yang dilakukan oleh
Umat Islam di Indonesia............
|
6
|
|
C. Perkembangan
Islam di Indonesia .........................................................
|
8
|
|
D. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
....................................................
|
18
|
|
BAB III
PENUTUP
............................................................................................
|
21
|
|
A. Kesimpulan ................................................................................................
|
21
|
|
B. Saran
..........................................................................................................
|
22
|
|
Daftar Pustaka ......................................................................................................
|
iv
|
|
iii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam dipegang oleh
para khalifah. Dibawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai
disebarkan lebih luas lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah
menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa
dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang hingga Nusantara. Sejarah
mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai
penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak
pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli
rempah-rempah yang akan dijual kembali ke daerah asal mereka.. Hal ini tentu
bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di massa media mungkin Anda
sudah sering mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki
penganut agama Islam terbesar di dunia. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai
dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para
ulama atau penyebar ajaran Islam.
Ketika Islam datang, sebenarnya
kepulauan Nusantara sudah mempunyai peradaban yang bersumber kebudayaan asli
pengaruh dari peradaban Hindu-Budaha dari India, yang penyebaran pengaruhnya
tidak merata.Di Jawa telah mendalam, di Sumatera merupakan lapisan tipis,
sedang dipulau-pulau lain belum terjadi.Walaupun demikikan, Islam dapat cepat
menyebar. Hal itu disebabbkan Islam yang dibawa oleh kaum pedagang maupun para
da’i dan ulama’, bagaimanapun keislaman para da’i dan ulama’ masa awal, mereka
semua menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara serta gaya hidup yang secara
kualitatif lebih maju dari pada peradaban yang ada.
|
1
|
B. Rumusan Masalah
A. Apa saja yang menjadi dasar teori masuknya Islam di Indonesia?
B. Bagaimana proses Islamisasi yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia?
C. Seperti apa perkembangan Islam di Indonesia?
D. Apa saja kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami dasar teori masuknya Islam di Indonesia
2. Untuk mengetahui proses Islamisasi yang dilakukan oleh umat Islam di
Indonesia
3. Untuk mengetahui perkembangan Islam di Indonesia
4. Untuk mengetahui kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
|
2
|
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar
Teori Masuknya Islam Di Indonesia
Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia dilakukan secara
damai.[1]Berbeda
dengan penyebaran Islam di Timur Tengah yang dalam beberapa kasus disertai
dengan pendudukan wilayah oleh militer Muslim. Islam dalam batasan tertentu
disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama (Da’i) dan
pengembara sufi. Oleh karena itu, wajar kalau terjadi perbedaan pendapat
tentang kapan, dari mana, dan darimana pertama kali Islam datang ke Nusantara.
Namun, secara garis besar perbedaan pendapat itu dapat dibagi menjadi sebagai
berikut:[2]
1. Teori
Gujarat
|
3
|
Teori Gujarat kemudian juga
dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang memberikan argumentasi dengan batu
nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M
di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik
Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama
dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta akhirnya berkesimpulan
bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh
orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.
2.
Teori Makkah
Teori Makkah
ini dikemukakan oleh sarjana-sarjana Muslim, diantaranya Prof. H. Abdul Karim Amrullah (Hamka) yang mengadakan “Seminar Sejarah Masuknya
Islam Ke Indonesia” di Medan tahun 1963. Hamka dan teman-temannya berpendapat
bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (sekitar abad
ke 7 sampai 8 Masehi) Lansung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai
dan bersifat internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke 13 (yaitu sudah
ada sejak abad ke 7 Masehi) melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti
Tang di Cina (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia
Barat. [3]
3. Teori Persia
|
4
|
Bukti-bukti persamaan budaya itu antara lain:[5]
a.
Adanya peringatan 10 Muharram atau Asyura yang merupakan
tradisi yang berkembang dalam masyarakat Syiah untuk memperingati kematian
Husain di Karbela. Tradisi ini diperingati dengan membuat bubur Syura. seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera
Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi
melalui bahasa Parsi.
b.
Adanya persamaan antara ajaran al-Hallaj,
tokoh sufi Iran dengan ajaran Syeikh Siti Jenar
c.
Persamaan dalam sistem mengeja huruf Arab bagi
pengajianal-qur’an tingkat awal.
Bahasa Iran : Jabar – Zabar Bahasa Arab : Fathah
Jer – Ze-er Kasrah
P’es – Pyes Dhammah
Disamping itu, mengenai huruf sin yang tidak bergigi
berasal dari Persia, sedangkan sin bergigi berasal dari Arab.
d.
|
5
|
Ketiga teori tersebut,
pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu
berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13.
Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa
Persia dan Gujarat (India).
B.
Proses Islamisasi Yang Dilakukan Oleh Umat Islam Di Indonesia
Proses masuknya islam
ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri dengan adat
istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang
mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si
kuat dan si lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya sistem kasta dan
menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan Allah telah membuat agama
Islam perlahan-lahan mulai memeluk agama Islam. Dari paparan diatas dapat dijelaskan bahwa tersebarnya Islam
ke Indonesia adalah melalui beberapa proses sebagai berikut:[6]
1.
|
6
|
2.
Dakwah, dilakukan oleh Mubaligh yang berdatangan bersama
para pedagang. Para Mubaligh itu bisa jadi juga para Sufi pengembara.
3.
Perkawinan, yaitu perkawinana antara pedagang Muslim,
Mubalig dengan anak bangsawan Indonesia. Hal ini akan mempercepat terbentuknya
inti sosial, yaitu keluarga Muslim dan masyarakat muslim. Dengan perkawinan
itu, secara tidak langsung orang muslim status sosialnya dipertinggi dengan
sifat kharisma kebangsawanan. Lebih-lebih apabila pedagang besar menikah dengan
putri raja, maka keturunannya akan menjadi pejabat birokrasi, putra mahkota
kerajaan, Syahbandar, Qadi, dan lain-lain.
4. Politik, Masuknya Islam melalui saluran ini dapat terlihat ketika
Samudera Pasai menjadi kerajaan, banyak sekali penduduk yang memeluk agama
Islam.Proses seperti ini terjadi pula di Maluku dan Sulawesi Selatan,
kebanyakan rakyat masuk Islam setelah raja mereka memeluk Islam terlebih
dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di
daerah ini. Dari sini dapat dikatakan pula bahwa kemenangan kerajaan Islam
secara politis banyak menarik penduduk kerajaan yang bukan muslim untuk memeluk
agama Islam.
5.
|
7
|
6.
Tasawuf dan tarekat. Sudah diterangkan bahwa bersamaan
dengan pedagang, datang pula para ulama, da’i, dan sufi pengembara. Para ulama
atau sufi itu ada yang kemudian diangkat menjadi penasihat dan atau pejabat
agama di kerajaan. Di Aceh ada Syaikh Hamzah Fansuri, Syamsuddin Sumatrani,
Nuruddin ar-Raniri, Abdul Rauf Singkel. Demikian juga kerajaan-kerajaan di Jawa
mempunyai penasihat yang bergelar wali, yang terkenal adalah Wali Songo.
7.
Saluran yang banyak sekali dipakai untuk penyebaran Islam
terutama di Jawa adalah seni. Wali Songo, terutama Sunan Kali Jaga,
mempergunakan banyak cabang seni untuk Islamisasi, seni arsitektur, gamelan,
wayang, nyayian, dan seni busana.
C.
Perkembangan Islam di Indonesia
1.
Perkembangan
Politik Islam Indonesia
Masalah politik merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
kekuasaan, pemerintahan, lembaga-lembaga dan proses politik, hubunga
internasional, dan tata pemerintahan.[7]
a.
Politik
Islam Masa Penjajahan
1)
Masa
Penjajahan Belanda
|
8
|
Islam yang mengajarkan hidup damai dan tata cara muamalah pun dapat
dengan mudah menghimpun umat untuk bersatu. Masyarakat bersama para ulama dan
kiai pun mulai melakukan perlawanan kepada Belanda yang semakin hari
menyulitkan hidup mereka. Terjadilah perang Padri (1821-1837), yang dipelopori
oleh Imam Bonjol yang dibantu oleh delapan ulama yang bergelar Harimau nan
Salapan. Perang Aceh (1873-1904) dipimpin Panglima Polim yang didukung oleh
para ulama, haji, dan Muslim Aceh. Walaupun perang tersebut mengalami
kekalahan, tetapi Islam malah semakin berkembang ke pedalaman. Seperti
sisa-sisa tentara perang Padri yang berada di pedalaman tanah Batak, menjadikan
sebagian suku Batak memeluk Islam.
Sebagian sisa-sisa pelarian perang Padri yang lain juga ada yang
pergi ke Timur Tengah untuk menuntut ilmu, sehingga terkena pengaruh Islam
internasional. Diantara mereka adalah Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Djamil
Djambek, dan Thahir Djalaludin. Setelah kembali dari Timur Tengah, mereka pun
mulai mencari cara agar dapat berkompetisi dengan kekuatan kolonial yakni
dengan cara mendirikan organisasi-organisasi, baik bidang sosial yang terkenal
dengan nama Sumatra Thawalib atau melalui gerakan politik dengan nama Permi.
Demikian juga dengan K.H. Ahmad Dahlan di Jawa dengan gerakan Muhammadiyah dan
K.H. Hasyim Asy’ari degan gerakan NU. Walaupun latar belakang menyebabkan
kegiatan dan pusat perhatian berbeda-beda, namun keduanya menjadikan Islam
sebagai landasan ideologis.
|
9
|
2)
Masa
Penjajahan Jepang
Jepang memiliki
keinginan yang kuat untuk menguasai Indonesia dengan berbagai cara. Bahkan,
dapat dikatakan bahwa Jepang lebih kejam daripada Belanda. Jepang berambisi
menggantikan Islam dengan agama Shinto. Beberapa usaha Jepang untuk
menghilangkan kebagsaan Indonesia menjadi Nippon adalah sebagai berikut:
- Membersihkan kebudayaan Barat, kebudayaan Islam diganti dengan
Kebudayaan Jepang.
- Mengubah Sistem Pendidikan.
- Membentuk barisan pemuda.
- Memobilisasi pemimpin Islam.
- Membentuk organisasi baru.
Diantara
usaha-usaha tersebut, Jepang berniat untuk mengganti Islam dengan agama Shinto
sehingga Jepang membentuk organisasi-organisasi Islam. Namun, masyarakat
Indonesia akhirnya sadar bahwa Jepang hanya ingin menghancurkan Islam. Dan
tindakan Jepang tersebut justru memiliki dampak positif bagi Muslimin
Indonesia, diantaranya:
-
Mendamaikan
antara kaum pembaharu dengan kaum tradisional.
-
Memberi
kesempatan kepada para ulama untuk mengalami pendidikan politik dengan menjadi
pemimpin suatu organisasi besar yang menyeluruh yang didukung oleh berbagai
macam aliran, telah memberikan pengalaman baru bagi para ulama.
-
|
10
|
-
Mempersatukan
sitem pendidikan.
-
Memberikan
latihan dan ketrampilan kepada para pemuda untuk mempersiapkan diri menjadi
kader bangsa.
-
Mempersatukan
bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional.
-
Membentuk
organisasi Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), juga Hisbullah yang
menjadi salah satu cikal bakal TNI.
-
Mendirikan
sekolah tinggi Islam.
b.
Politik
Islam Masa Kemerdekaan
1)
Masa
Revormasi
Pada awal kedatangan Jepang ke Indonesia, masyarakat Indonesia anti
barat. Oleh karena itu, Jepang pun berusaha merangkul Islam, terutama pemimpin-pemimpinnya.
Oleh karena itu, kelompok Islam, baik yang berasal dari Muhammadiyah maupun
dari pesantren, dipersatukan, diikutsertakan dalam birokrasi dan dilatih dalam bidang politik.
Pemuda-pemuda dan para kiai dilibatkan pada bidang militer, didirikan layskar
Hisbullah, Sabilillah. Sejumlah pemimpin tentara ketika perjuangan revolusi
antara lain Jenderal Sudirman dan Kasman Singodimejo adalah tokoh Islam yang
dilatih Jepang.[8]
|
11
|
Tema penting yang menjadi bahasan BPUPKI saat itu adalah mengenai
ideologi apa yang akan digunakan setelah Indonesia merdeka, apakah ideologi
Islam, atau pemisahan antara agama dan negara (sekular). Wakil Islam yang
menonjol kala itu antara lain Ki Bagus Hadikusuma, K.H. Ahmad Sanusi, Wahid
Hasyim, Abd. Kahar Muzakkir berpendapat bahwa Islam adalah agama yang sangat
berkepentingan dengan masalah politik duniawi. Islam tidak membedakan anatara
agama dan keduniaan, tidak memisahkan urusan akhirat dan dunia. Oleh karena itu
jelas, bahwa negara Indonesia haruslah negara Islam.
Pemikiran-pemikiran tersebut kemudian tenggelam dalam kebisingan
revormasi. Bahkan para pemikir Islam menyatakan bahwa memanggul senjatamelawan
penjajah untuk membela negara merupakan bagian yag tidak terpisahkan dari
agama. Sikap mereka itu menentukan perjuangan masa Revolusi.
2)
Masa
Mempertahankan Kemerdekaan
Proklamasi
kemerdekaan Indonesia tidak dapat diketahui serentak oleh seluruh masyarakat
Indonesia karena terbataskan alat komunikasi dan juga transortasi. Namun, kabar
ersebut dapat berangsur-angsur sampai ke kota-kota dan kemudian menyebar
kewilayah-wilayah terpencil. Dan kabar tersebut disambut dengan gagap-gempita
oleh seluruh warga Indonesia.
|
12
|
c.
Politik
Masa Orde Lama
Sejak masa
Demokrasi terpimpin, Indonesia mengalami masa yang disebut Orde Lama. Situasi
politik kala itu semakin kacau, terutama masyarakat diluar Jawa. Simpati kepada
Hatta cenderung menjadi sikap yang anti terhadap pemerintah pusat kota
Jakarta. Kekecewaan juga berkembang
didaerah karena tidak adanya perhatian pusat pada pembangunan daerah penghasil
devisa.
Pada masa ini,
pertentangan terjadi dimana-mana, didesa dan dikota sehingga masyarakat
terkotak-kotak. Secara umum , pada tahun 1960-an terdapat golongan NU, PNI, dan
juga PKI. Ketiganya adalah pendukung Nasakom yang dimaksud sebagai ide
pemersatu, tetapi pada kenyataannya malah menjadi unsur pemecah belah. Tahun
1965, terjadi bentrokan antara PKI dan Islam, sehingga timbul kekacauan
dimana-mana. Pada saat itu pula, Soekarno sebagai presiden kala itu mengalami
sakit. Disinilah muncul perdebatan siapa yang akan menjadi pengganti Soekarno.
Pada tanggal 30 September malam, dibawah komando Syam, Ketua Biro khusus CC
PKI, kolonel Untung dan pasukannya melakukan penculikan dan pembunuhan sejumlah
jenderal Angkatan Darat. Peristiwa ini dikenal dengan nama G30S PKI.
|
13
|
d.
Politik
Islam Masa Orde Baru
Orde Baru menunjuk kepada tatanan dengan tujuan kehidupan sosial,
politik, ekonomi, kultural yang dijiwai oleh moral pancasila, khususnya sila
Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu dikalangan umat Islam timbul
harapan-harapan, dengan dihapusnya PKI dan tidaka ada lagi halangan
melaksanakan “syari’at Islam”.
Pada masa Orde Baru, umat Islam berhasil menggalang perstuan,
sehingga pada pemilu tahun 1971 perolehan kursi partai mendapat 94 kursi. Dan
pada masa Orde Baru juga tumbuh kesadaran dikalangan generasi muda Islam,
kalangan santri yang lahir sekitar tahun 1945 dan melanjutkan pendidikan
diperguruan tinggi, baik dalam negeri, Timur Tengah, atau Barat.
Sepanjang periode ini, Soeharto memberikan pengawasan ketat
terhadap pergerakan dan partai politik muslim. Dan panji-panji sekular
pemerintah Indonesia mulai melanggar batas-batas wilayah hukum Islam. Hal
tersebut mendapat tantangan yang keras dari umat Islam. Akan tetapi, dibalik
kemunduran politik, kekuatan pergerakan muslim sebenarnya tetap besar.
e.
Politik
Islam Masa Reformasi
Jatuhnya pemerintahan Orde Baru yang otoriter dan korup membawa
harapan munculnya pemerintahan pasca orde baru yang demokratis. Hal itu
tercermin dari kebebasan mendirikan partai politik. Tercatat ada 48 partai baru
yang mengikuti pemilu 1999, termasuk didalamnya partai-partai Islam. Keadaan
ini juga memengaruhi ulama untuk kembali aktif didunia politik dengan terjun
langsung untuk memenangkan partai tertentu sesuai dengan posisisnya.
|
14
|
Politik memang mampu mebuat ulama-ulama terpolarisasi sedemikian
rupa. Kampanye pemilu 1999 misalnya, diwarnai dengan menghamburnya para kiai
untuk membela partai politiknya masing-masing sesuai dengan basis keulamaan
mereka. Kehadiran ulama dalam politik seharusnya berdampak positif, dalam
pengertian memberikan sumbangan bagi terciptanya bangunan struktur politik yang
bermoral, karena ulama adalah simbol moral. Namun, ketika ulama itu
terpolarisasi sedemikian rupa, sehingga sering antara seorang ulama dengan
ulama lain saling berhadapan dalam membela partainya masing-masing.
2.
Perkembangan
Seni Budaya Islam di Indonesia
Islam datang ke Indonesia dengan
jalan damai, maka terjadilah asimilasi, yaitu asal tidak melanggar
aturan-aturan agama. Oleh sebab itu, tidak heran jika aspek seni budaya Islam
Indonesia tidak sehebat seperti dinegara lain. Kesenian-kesenian Islam yang ada
di Indonesia adalah sebagai berikut:[9]
a.
Batu
Nisan
Kebudayaan Islam dalam bidang seni, mula-mula masuk ke Indonesia
dalam bentuk batu nisan. Nisan-nisan tersebut pada umumnya didatangkan dari
Gujarat yang berbentuk Lunas (Bentuk badan kapal terbalik) yang sangat
mengesankan. Namun, kebudayaan nisan ini tidaklah berkembang lebih lanjut.[10]
b.
Arsitektur
(Seni Bangun)
|
15
|
c.
Seni
Sastra
Bidang santra Indonesia banyak pengaruhnya dari persia, hampir
semua cerita dinamakan hikayat dan dimulai dengan nama Allah dan Shalawat Nabi.
Berkembang juga seni hias di Indonesia terutama di Aceh, para ulama banyak
menulis kitab-kitab agama. Muncul juga seni tari dan seni musik yang masih
berkembang sampai sekarang adalah tari Saman, di Banjarmasin Samroh, Aceh.
D.
Kerajaan-Kerajan Islam di Indonesia
1.
Kerajaan Islam
Disumatera
a. Kerajaan
Perlak
Sebagai
sebuah pelabuhan perniagaan yang maju dan aman pada abad ke 8 M perlak menjadi
tempat persinggahan kapal-kapal niaga orang-orang arab dan persi. Seiring
dengan berjalannya waktu didaerah ini terbentuk dan berkembang masyarakat islam
terutama sebagai akibat perkawinan diantara saudagar-saudagar muslim dengan
perempuan-perempuan anak negri. Perkawinan ini menyebabkan lahirnya
keturunan-keturunan muslim dari percampuran darah antara arab, persi dengan
puteri-puteri perlak. Hal inilah yang kemudian menyebabkan berdirinya kerajaan
islam perlak yang pertama pada hari selasa satu hari bulan muharram tahun 225 H
= 840 M dengan rajanya Syed Maulana Abdul Azia Shah atau yang terkenal dengan
gelar Sultan Alaidin Syed Maulana Abdul Azis Shah.[11]
b.
Samudera Pasai
|
16
|
|
18
|
1.) Maharaja
Mansur Syah (470-527H/1078-1133M)
2.) Maharaja
Ghiyas)yuddin Syah (cucu meurah khair) (527-550H/1133-1155M)
3.) Maharaja
Naruddin (meurah noe) atau Tengku Samudra Al Kamil merupakan sultan terakhir
dari dinasti Meurah Khair.[12]
c.
Kerajaan Malaka
|
17
|
d.
Kerajaan Aceh Darussalam
Menurut
Anas Machmud kerajaan aceh berdiri pada abad ke 15M, diatas puing-puing
kerajaan Lamuri. Pendirinya adalah Muzaffar Syah (1465-1479M). Dialah yang
membangun kota aceh darussalam yang pada waktu itu mulai mengalami kemajuan
dalam bidang perdagangan walaupun pada saat itu dapat dikatakan bahwa banda
aceh sebagai bandar niaga tidak terlalu ideal untuk pelabuhan kapal-kapal besar
karena ombak besar samudera hindia. Akan tetapi setelah malaka jatuh ketangan
portugis 1511 M, para pedagang
muslim lebih memilih bandar banda aceh ketimbang malaka. Dengan ramainya bandar
maka kesultanan aceh mendapat banyak keuntungan.
2. Kerajaan
Islam di Jawa
a. Kerajaan
Demak (1500-1550)
Pendiri
kerajaan demak adalah Raden Patah. Dia adalah putera raja Majapahit dari isteri
Cina yang dihadiahkan kepada raja palembang.[14]
Graaf menyatakan bahwa asal-usul Raja Demak dari keturunan cina dapat dipercaya
bahkan dia sudah menganut agama islam ketika dia menetap disana. Konon dia
berasal dari gresik dan menjabat sebagai putih. Dia hidup didemak pada perempat
terakhir abad ke 15.
b. Kerajaan
Pajang (1568-1618)
|
18
|
c. Kerajaan
Mataram
Kiai
ageng pamanahan yang lebih dikenal dengan nama kiai gede mataram, sebagai
perintis kerajaan mataram. Dialah yang dalam waktu singkat menjadikan daerahnya
sangat maju. Dia sendiri tidak sempat menikmati hasil usahanya, karena dia
meninggal pada tahun 1575. Akan tetapi anaknya yang bernama sutawijaya yang
dikenal dengan senopati melanjutkan usahanya dengan giat. Karena dia adalah
seorang yang gagah berani dan mahir dalam peperangan, maka dia dikenal dengan
senopati ing alaga bahkan sayyidin panatagama.[15]
d. Kerajaan
Cirebon
Pendiri
kerajaan Cirebon
adalah sunan gunung jati ia bernama Nurullah
kemudian terkenal dengan sebutan Seikh
Maulana. Penulis-penulis Portugis mengenalnya dengan nama Falatehan dan tagaril. Adapun Hamka menyebut Falatehan dengan nama Fatahillah nama tersebut sebagai
penghargaan tertinggi dari sultan trenggana karena dia dapat menaklukkan
banten, sedangkan nama sebelumnya adalah Syarif Hidayatullah.
e. Kerajaan
Banten
Pada
tahun 1524/1525 Narullah
dari Pasai, yang kelak
menjadi sunan gunung jati, telah berlayar dari demak ke banten, untuk
meletakkan dasar bagi pengembangan agama islam dan perdagangan orang-orang
islam. Pada tahun 1527 dibawah pimpunan Hasanuddin-tokoh kedua dan dianggap
sebagai pendiri Banten.
f. Kerajaan
Islam di Madura
|
19
|
3. Kerajaan
Islam di Maluku
a. Kesultanan
Ternate
Ja’far
as-Shiddiq seorang keturunan arab datang ke ternate untuk menyejbarkan islam.
b. Kesultanan
Tidore
Sultan tidore yang
pertama bernama syahadati alias muhammad bakil yang naik tahta 12 robiul
awal 502H.
c. Kesultanan
Jailolo dan Bacan
Sultan pertama bernama
darajati, kedua fataruba, ketiga tarakabun, keempat nyiru, kelima yusuf, keenam
dias, ketujuh bantari, kedelapan sagi dan yang kesembilan sultan hasanuddin.
4.
Kerajaan Islam yang berpusat di Sulawesi
a. Kerajaan
Makasar
Munculnya kerajaan
makasar tidaklah lepas dari keberadaan kerajaan gowa dan tallo. Hal ini
dikarenakan kerajaan makasar terbentuk dari gabungan dua kerajaan tersebut
yaitu gowa dan tallo.
b. Kerajaan
Buton
|
20
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Dasar teori masuknya Islam di Indonesia secara garis besar terdiri dari
tiga teori yaitu pertama, Teori Gujarat, yang mengatakan
bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7
H atau abad ke-13 M. Kedua, Teori Arab, bahwa Proses datangnya Islam berasal
dari arab. Ketiga, teori Persia, mengatakan bahwa datangnya Islam di Indonesia
berasal dari Persia.
2.
Proses
Islamisasi di Indonesia melalui beberapa saluran, diantaranya: Perdagangan yang mempergunakan saluran Pelayaran. Indonesia
dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah
lain di Asia, dakwah dilakukan oleh Mubaligh yang berdatangan bersama para
pedagang. Perkawinan yaitu
perkawinana antara pedagang Muslim, Mubalig dengan anak bangsawan Indonesia, politik Masuknya Islam melalui saluran ini dapat terlihat ketika
Samudera Pasai menjadi kerajaan, banyak sekali penduduk yang memeluk agama
Islam, pendidikan setelah kedudukan para pedagang mantap, mereka menguasai
kekuatan ekonomi di bandar-bandar seperti Gresik. Pusat-pusat perekonomian itu
berkembang menjadi pusat-pusat pendidikan dan penyebaran Islam ,
tasawuf Sudah
diterangkan bahwa bersamaan dengan pedagang, datang pula para ulama, da’i, dan
sufi pengembara. Para ulama atau sufi itu ada yang kemudian diangkat menjadi
penasihat dan atau pejabat agama di kerajaan, dan kesenian . Wali Songo, terutama Sunan Kali
Jaga, mempergunakan banyak cabang seni untuk Islamisasi, seni arsitektur,
gamelan, wayang, nyayian, dan seni busana. .
3.
|
21
|
4.
Dan juga di
Indonesia berdiri kerajaan-kerajaan baik di Sumatera yaitu Kerajaan Perlak,
Samudra Pasai, Malaka, dan Aceh Darussalam. Dan di Jawa,
yaitu Kerajaan Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, Banten, dan juga Kerajaan di
Madura. Sedangkan di Maluku, antara lain yaitu kerajaan Ternate, Tidore, dan
kesultanan Jailolo dan bacan. Dan
kerajaan yang berpusat di Sulawesi yaitu kerjaan Makasar dan juga Kerajaan
Buton.
B.
Saran
Kami selaku penulis mohon
maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih baik
kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Aamiin.
|
22
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. 1991. Sejarah
Umat Islam di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia
Azmi, Wan Hussein. 1993. Islam di Aceh Masuk dan Berkembang Hingga Abad XVI. T.t: PT. Al
Ma’arif,
Azra, Azyumardi. 1999. Renaisans Islam Asia Tenggara,Sejarah Wacana dan
Kekuasaan. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya
Hamka. 1975. Sejarah
Umat Islam IV. Jakarta: Bulan Bintang
Hasyimy, A.1981. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam
di Indonesia. Bandung: Al-Maarif
Kartodirdjo, Sartono. 1977. Sejarah
Nasional Indonesia IV. Jakarta: Balai
Pustaka
Sunanto, Musyrifah. 2012. Sejarah Peradaban
Islam Indonesia. akarta: Rajawali Pers
Suryanegara, Ahmad Mansur. 1996. Menemukan
Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di Indonesia. Bandung: Mizan
Tjandrasasmita,
Uka. 1984. Editor Nasional Indonesia III . jakarta,
PN Balai Pustaka.
|
iv
|
[1] AzyumardiAzra, Renaisans Islam Asia Tenggara,Sejarah Wacana dan
Kekuasaan,(Bandung:PT. Remaja Rosda Karya, 1999), 8
[5] Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di
Indonesia, (Bandung: Mizan, 1996) 75
[7] Sunanto, Sejarah
peradaban., 28.
[8] Sunanto, Sejarah peradaban., 50.
[9] Sunanto, Sejarah peradaban., 94.
[10] Hamka, Sejarah
Umat Islam IV, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), 78.
[11] Wan Hussein
Azmi “Islam di Aceh Masuk dan Berkembang
Hingga Abad XVI” (T.t: PT. Al Ma’arif,1993) hlm. 195
[12] Ibid.,
[13] Uka
Tjandrasasmita, Editor Nasional Indonesia
III (jakarta, PN Balai Pustaka,. 1984), hlm. 114
[14] Surtono, pengantar, hlm. 29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar